Posted in
Saturday, December 20, 2014
Setiap orang
selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan itu tidak datang
begitu saja, Mereka yang berhasil
memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna dan ganjaran dari hidup
yang bermakna adalah kebahagiaan, Di lain pihak mereka yang tak berhasil
memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta
merasakan hidupnya tidak bermakna, Makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna
merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna yang
didambakannya, 3 hal yang perlu dipahami adalah :
1.Hidup itu memiliki makna
maksudnya adalah dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan
sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan
didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan
tujuan hidup. 2.Setiap manusia memiliki
kebebasan yaitu yang hampir tidak terbatas untuk menentukan sendiri makna
hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi
dalam diri kita, apakah itu makna positif ataupun makna yang negatif. Makna
positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna
3.Setiap manusia memiliki
kemampuan untuk mengambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat
dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.Selayaknyalah kita dapat
menikmati proses seperti ketika kita merasa sangat nyaman dengan
perjalanan yang dilakukan dan selalu tersenyum melihat keluar jendela kaca
mobil atau kereta memandang kagum atas semua ciptaan-Nya yang begitu mempesona
dan menikmati cerita-cerita dari buku kehidupan yang ditulis oleh Sang Maha
Pemilik Segala….adas ebuah kisah yang patut/pantas utntuk menjadi sebuah
panutan kita seperti diceritakan
suatu hari ada seorang anak yang sedang menanjak karirnya tetapi ia merasa
hidupnya tidak bahagia.ibunya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi
mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari anaknya, bahkan menganggapnya
sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan
membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat
merenung bagi dirinya sendiri. Hingga suatu hari, karena ada masalah, si
pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya.
Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi
dan begitu indah. “Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa
hal yang harus Bapak selesaikan,” seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda
menghampiri dan bertanya, “Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang
begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di
perusahaan kita?” Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang
dikerjakan, si bapak menjawab ramah, “Anak muda, mau lihat keindahan yang lain?
Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok
susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari”.Dengan
sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian,
dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak
bertanya, “Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu
dengan burung kesayanganku?”Sambil
tersipu malu, si pemuda menjawab, “Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena
konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya.” Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan
nada gembira dan kagum dia berkata, “Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri,
dan nyaman.” tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si
Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam
mangkok yang hampir habis. Menyadari lirikan si bapak ke arah
mangkoknya, si pemuda berkata, “Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah
Bapak, susunya tumpah semua”.“Hahaha!
Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka
rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu,
maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang.
Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di
matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita,
bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan
bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis”.Seketika
itu si pemuda tersenyum gembira, “Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah
menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa
orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati”.Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan
kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak
mudah.kita
membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan,
perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga
supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan,
bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup
0 comments:
Post a Comment